Kritik esai "Sajak Palsu" karya R. Sajono.

 Sajak palsu 

Untaian kepalsuan yang terlanjur terucap 

Untaian kepalsuan yang terlanjur diperbuat dan 

Untain kepalsuan yang terlanjur melekat. 

Sajak palsu ini merupakan ungkapan" perasaan sang penulis atas rasa kecewa dan sakit yang ia rasakan akibat kepalsuan" yg terjadi, berupa berita bahagia palsu, berupa kepatuhan palsu dan segala kepalsuan yang ia rasakan selama ini. 

Di luar sana banyak orang" berlomba mencari ilmu demi suatu gelar, bukan demi mencari keberkahan serta ridho para sosok yang dianutnya. Selama ini orang" menghalalkan segala cara demi meraih apa yang diincarnya. Tak ada kejujuran yang mampu menghadang. Hingga mereka mendapatkan apa yang diinginkan. Banyak di negara ini orang" yang berjaya, sukses dan berpangkat yang hasil usahanya tak sebening apa yang di dapat. Banyak para penguasa" saat ini gemar membeli suatu kebohongan demi kebahagiaan yang bersifat fana. 

Pada puisi yang berjudul "Sajak Palsu" ini penulis berkali-kali menggunakan kata "palsu" sebagai ungkapan kekesalan, kekecewaan dan amarahnya melihat sifat=sifat kita para manusia yang senang dengan berbagai kebohongan demi seuntai kebahagiaan yang menderu. Kita menghalakan segala cara dalam mendapatkannya, hingga kita lupa jika diantara kebohongan" tersebut terdapat Tuhan yang senantiasa melihat dan membalasnya dengan beribu siksaan. 

Kalinat-kalimat yang digunakan penulis sangatlah jelas, dan lugas. Sehingga amanat yang terdapat dalam puisi tersebut dapat dengan mudah tersampaikan kepada pembaca. 

Komentar