Kritik Esai cerpen "Di Jalan Jabal Al-Kaabah"

 Cerpen tersebut mengungkapkan cerita dunia nyata, yakni banyaknya kaum yang bermalas-malasan dalam bekerja, dalam hal ini penulis membahas tentang pengemis. Kita ketahui bahwa semua takdir memang datangnya dari Tuhan sang maha kuasa, termasuk rezeki. Namun, bukan erarti kita dapat bermalas-malasan dalam menjalani hidup, bukan berarti kita selalu mengharap nelas kasihan dan uluran tangan orang lain dalam mengisi hari-hari kita. Kita dituntut rajin, pantang menyerah dan bersemangat dalam mengarungi hidup, termasuk dalam memcari rezeki. Menjadi pengemis bukanlah satu-satunya jalan dalam mencari rezeki. Terlebih jika mengemis adalah cara yang kita gunakan untuk mengharap brlas kasihan dari orang lain sebagai pengganti kemalasan yang kita miliki. Di luar sana memang banyak kita jumpai pengemis. Baik pengemis yang mengatas namakan lembaga maupun dirinya sendiri. Kita memang dilaramg berfikir negatif ke orang lain, termasuk paa pengemis. Karna memang bisa jadi diantara pengemis" tsbt terdapat malaikat yang datang untuk menguji kesabaran dan kepedulian kita terhadap sesama. Namun hal yang paling tidak disukai masyarakat adalah jika para pengemis tersebut bukanlah orang yang benar" membutuhkan uluran tangan kita, seperti mereka mengemis karena malas bekerja, mereka mengemis karena ada pihak yang menyuruh dan hasilnya akan dibagi. Hal tersebut yang membuat masyarakat saat ini menjadi enggan dan berfikir ulang jika hendak memberi mereka. Banyak masyarakat yang berfikirebih baik memberi harta mereka secara langsung pada panti asuhan, panti sosial atau pihak yang membutuhkan secara langsung dan jelas. Jika kita masih diberi Tuhan kesehatan dan kemampuan dalam berusaha maka hendaknya kita lakukan sebisa dan semampu kita. Jangan mengandalkan uluran tangan orang lain padahal kita mampu untuk berusaha. Tangan di atas jauh lebih baik dari tangan di bawah. Belajar berfikir positif terhadap apapun dan siapapun, yakinlah Tuhan selalu mendengar doa kita dan Tuhan maha memberi kecukupan bagi hambanya yang mau berusaha. 

Komentar